DISUSUN OLEH
KELOMPOK 2 (DUA) :
• RISKIANA
• NURJANNAH TRI WAHYUNI
• JUPRIADI
• APRIYANTO
PROGRAM STUDI DIPLOMA III (D3)
MANAJEMEN INFORMATIKA DAN TEKNIK INFORMATIKA
AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER
AMIK TRI DHARMA PALU
2017
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita panjatkan atas khadirat Allah SWT. Atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Sehingga kami dari kelompok dua dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh dosen Ibu Thresia, S.Pd.,M.Pd mata kuliahPengembangan Keterampilan Menulis
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi dapat teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Etika Pengutipan Dalam Penulisan, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari berbagai sumber akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Saya sadar bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kepada dosen pembimbing mata kuliah Bahasa Indonesia agar memberi masukan demi perbaikan pembuatan makalah ini di masa yang akan mendatang dan mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Palu, 10 Oktober 2017
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penulisan 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Kutipan 3
2.2 Jenis Pengutipan 3
2.3 Tata Cara Mengutip Karya Orang Lain 6
2.4 Kode Etik Penulisan 9
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 10
3.2 Saran 10
Daftar Pustaka 12
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Seiring
berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi, maka kitapun dituntut untuk
selalu mengembangkan dan mempublikasikan hasil dari perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi tersebut agar dapat dinikmati oleh masyarakat. Salah
satu bentuk pengembangan tersebut ialah dengan cara membuat karya tulis ilmiah
dan lain sebagainya. Dalam pembuatan karya ilmiah tentu tidak akan lepas dari
yang namanya sumber rujukan. Sumber rujukan dalam hal ini adalah teori-teori
dari berbagai sumber baik diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel,
laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya yang mendukung
argumen kita dalam pembuatan karya tulis tersebut. Dalam pengambilan informasi
tersebut tentu keterangan dari sumber tersebut harus dicantumkan dalam karya
tulis kita. Pencatuman tersebut biasa disebut kutipan.
Kutipan
adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai sumber. Proses
pengambilan gagasan itu disebut mengutip. Gagasan itu bisa diambil dari kamus,
ensiklopedi, artikel, laporan, buku, majalah, internet, dan lain sebagainya.
Mengutip bukanlah sesuatu hal yang bisa seenaknya saja kita buat, namun ada
beberapa aturan mengutip yang perlu kita ketahui. Aturan-aturan mengutip ini
sangat penting untuk diketahui agar dalam pembuatan karya tulis, catatan kaki
dan daftar pustaka tidak terjadi kesalahan yang berakibat fatal bagi kebenaran
penguatan argumen dalam karya tulis kita.
Sungguh
ironis jika sampai saat ini masih banyak para terpelajar yang kadang masih
salah dalam melakukan kutipan. Karena pentingnya mengutip dengan cara
yang benar, maka atas keprihatinan akan hal inilah yang mendorong kami untuk
membuat makalah mengenai kutipan. Dengan adanya makalah ini diharapkan
bahwa nantinya dalam pembuatan karya tulis baik siswa maupun mahasiswa, dan
para terpelajar lainnya dalam mengutip bisa mengutip dengan cara yang benar
berdasarkan sumber rujukan yang diambil.
Latar
Belakang Kutipan adalah gagasan, ide, pendapat yang diambil dari berbagai
sumber. Gagasan itu bisa diambil dari kamus, ensiklopedi, artikel, laporan,
buku, majalah, internet, dan lain sebagainya. Penulisan sumber kutipan ada yang
menggunakan pola Harvard, ada pula yang menggunakan pola konvensional atau
catatan kaki (footnote). Penulisan dan pencantuman kutipan dengan pola Harvard
ditandai dengan menuliskan nama belakang pengarang, tahun terbit, dan halaman
buku yang dikutip di awal atau di akhir kutipan. Data lengkap sumber yang
dikutip itu dicantumkan pada daftar pustaka. Fungsi kutipan antara lain sebagai
landasan teori, penguat pendapat orang lain, penjelasan suatu uraian, bahan
bukti untuk menunjang pendapat.
1.2 Rumusan Masalah
1.
Pengertian
Pengutipan?
2.
Jenis
Pengurtipan?
3.
Tata Cara Mengutip Karya Orang Lain?
4.
Kode Etik Penulisan?
1.3
Tujuan Penulisan
Kami bertujuan agar para pembaca
bisa memahami materi ini dengan baik dan bisa menerapkannya dalam kehidupan
sehari - hari.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Kutipan
Kutipan
adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang, atau ucapan
seseorang yang terkenal, baik terdapat dalam buku-buku maupun
majalah-majalah, dan surat kabar. Kutipan juga dapat diambil dari sumber lisan
yaitu dari ucapan lisan seperti pidato atau dsikusi. Penulis cukup mengutip
pendapat yang dianggap benar dengan menyebutkan di mana pendapat itu dibaca
atau didengarkan, sehingga pembaca dapat mencocokkan kutipan itu dengan sumber
aslinya.
Walaupun
kutipan di atas terdapat seorang ahli itu diperkenalkan, tidaklah berarti bahwa
sebuah tulisan seluruhnya dapat terdiri dari kutipan-kutipan. Penulis harus
bisa menahan dirinya untuk tidak terlalu banyak mempergunakan kutipan supaya
karangannya jangan dianggap suatu himpunan dari berbagai macam pendapat, garis
besar kerangka karangan, serta kesimpulan-kesimpulan yang dibuat merupakan
pendapat penulis sendiri. Sebaliknya, kutipan-kutipan hanya berfungsi sebagai
bahan menunjang pendapatnya itu.
2.2
Jenis Pengutipan
Menurut
jenis kutipan dapat dibedakan atas kutipan langsung dan kutipan tak
langsung (kutipan isi). Kutipan langsung adalah pinjaman demi
kalimat dari sebuah teks aslinya. Sedangkan kutipan tak langsung adalah
pinjaman pendapat seseorang pengarang atau tokoh terkenal berupa inti
sari dari pendapat tersebut.
Perbedaan
antara kedua kutipan ini harus benar-benar diperhatikan karena akan membawa
konsekuensiyang berlainan bila dimasukkan dalam teks. Dalam hubungan ini cara
mengambil bahan-bahan dari buku-buku pada waktu mengumpulkan data atau akan
membantu. Kutipan langsung harus dimasukkan dalam tanda kutip, sedangkan
kutipan tak langsung tidak dapat diapit oleh tanda kutip.
Jika ada
beberapa buku yang dijadikan sebagai acuan ditulis oleh orang yang sama dan
diterbitkan dalam tahun yang sama pula, data tahun diikuti oleh lambang
a, b, c, dan seterusnya urutannya ditentukan secara kronologis atau berdasarkan
abjad judul buku-bukunya.
Apabila
karya tulis oleh suatu atau dua orang maka penulisan nama pengarang harus
selalu dituliskan setiap kali diacu/dikutip dalam teks. Bila mengacu pada
karya tulis oleh tiga orang, penulisan semua dalam teks hanya dilakukan pada
pengutipan pertama saja. Pada pengutipan seterusnya nama pengarang pertama saja
yang ditulis mengikuti singkatan dkk (dan kawan-kawan) atau dapat juga
digunakan et-al (berasal ari bahasa latin et ahlii atau et
aliae yang berarti orang lain.
Untuk
karya yang ditulis lebih dari satu orang, sebaliknya digunakan tanda empersand
(&)untuk menghubungkan nama pengarang yang terkahir dengan nama pengarang
yang mendahuluinya. Hal ini digunakan untuk menghindari terjadinya
kejanggalan kalau rujukan yang diacu dalam teks adalah tulisan dari
berbagai bahasa misalnya; dan (Indonesia), and (Inggris), en (Belanda), und
(Jerman), dan seterusnya.
Dalam
mengambil kutipan, hendaknya kutipan itu jangan terlalu panjang, misalnya satu
halaman atau lebih. Bila demikian halnya, pembaca sering lupa apa yang
dibacanya ini seluruhnya merupakan kutipan. Sebaliknya kutipan diambil
seperlunya saja, sehingga tidak termasuk atau mengganggu uraian yang
sebenarnya. Bila penulis menganggap perlu memasukkan uraian yang sebenarnya.
Bila penulis menganggap perlu memasukkan kutipan yang panjang, maka lebih
baik memasukkannya dalam bagian apendiks atau lampiran.
Selain
kutipan yang diambil dari buku-buku atau majalah-majalah, ada pula kutipan yang
diambil dari penutur lisan. Penuturan lisan bisa terjadi melalui wawancara atau
ceramah-ceramah. Namun, kutipan semacam ini dalam karya-karya ilmiah akan
kurang nilainya kalau disajikan begitu saja, agar nilanya lebih dapat
dipertanggungjawabkan, maka harus dimintakan pengesahannya lagi dari orang yang
bersangkutan.
a.
Contoh cara kutipan langsung:
Kutipan langsung adalah pinjaman
pendapat dengan mengambil secara lengkap atau persis kata demi kata, kalimat
demi kalimat dari sumber teks asli. Cara penulisannya sebagai berikut :
1.
Kutipan
yang panjangnya kurang dari 4 baris :
a)
Diketik
seperti ketikan teks.
b)
Diawali
dan diakhiri dengan tanda petik (“ “).
c)
Jarak
antar baris kutipan dua spasi.
d)
Sesudah
kutipan selesai, langsung ditulis di belakang yang dikutip dalam tanda
kurung ditulis sumber dari mana kutipan itu diambil, dengan menulis nama
singkat atau nama keluarga pengarang, tahun terbit, dan nomor halaman tempat
kutipan itu diambil (Penulis, Tahun:Halaman).
2.
Kutipan
yang terdiri dari 4 baris atau lebih :
a)
Jarak
antar baris kutipan satu spasi.
b)
Dimulai
5-7 ketukan dari batas tepi kiri sesuai dengan alinea teks pengarang atau
pengutip. Bila kutipan dimulai dengan alinea baru, maka baris pertama kutipan
dimasukkan lagi 5-7 ketukan.
c)
Kutipan
dipisahkan dari teks sejarak tiga spasi.
d)
Sumber
rujukan ditulis langsung sebelum teks kutipan.
e)
Apabila
pengutip memandang perlu untuk menghilangkan beberapa bagian kalimat, pada
bagian itu diberi titik sebanyak tiga buah.
f)
Di
belakang kutipan diberi sumber kutipan.
g)
Kutipan
diapit oleh tanda kutip atau tidak diapit tanda kutip.
h)
Bila
pengutip ingin menghilangkan satu kalimat atau lebih, maka pada bagian yang
dihilangkan tersebut diganti dengan titik-titik sepanjang satu baris.
i)
Apabila
pengutip ingin memberi penjelasan atau menggarisbawahi bagian yang dianggap
penting, pengutip harus memberikan keterangan. Keterangan tersebut berada
diantara tanda kurung, misalnya: (garis bawah oleh pengutip.
j)
Apabila
penulis menganggap bahwa ada satu kesalahan dalam kutipan, dapat dinyatakan
dengan menuliskan symbol (sic!) langsung setelah kesalahan tersebut.
Kutipan
langsung ditampilkan untuk mengemukakan konsep atau informasi sebagai data.
Titik-titik sepanjang satu baris menandai penghilangan sebuah kalimat,
titik-titik sebanyak tiga menandai penghilangan kata, dan (sic!) menandai
adanya kesalahan dalam kalimat. Contoh
kutipan langsung
Anderson
and Clancy (1991:12) memberi pengertian biaya adalah sebagai berikut: “Cost is
an exchange price, or a sacrifice made obtain a benefit”. Dalam pendapat
tersebut Anderson dan Clancy menyatakan bahwa biaya adalah nilai tukar atau
suatu pengorbanan untuk mendapatkan sesuatu keuntungan.
b.
Contoh kutipan tidak langsung
Penulis melakukan parafrase atau
menggunakan kalimat-kalimat yang disusunnya sendiri (hanya mengambil pokok
pikiran/inti sari dari sumber yang dikutip) untuk dinyatakan kembali dengan
kalimat yang disusun oleh pengutip menjadi ikhtisar atau intisari berdasarkan
apa yang dikutipnya.
Adapun
cara peraturan dalam pembuatannya adalah sebagai berikut:
a)
Kalimat-kalimat
yang mengandung kutipan ide tersebut ditulis dengan spasi rangkap sebagaimana
teks biasa.
b)
Semua
kutipan harus dirujuk.
c)
Kutipan
di integrasikan dengan teks.
d)
Kutipan
tidak diapit tanda kutip.
e)
Sumber
rujukan dapat ditulis sebelum atau sesudah kalimat-kalimat yang mengandung
kutipan.
f)
Apabila
ditulis sebelum teks kutipan, nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar
pustaka masuk ke dalam teks, diikuti dengan tahun terbitan diantara tanda
kurung.
g)
Apabila
ditulis sesudah teks kutipan, rujukan ditulis di antara tanda kurung, dimulai
dengan nama akhir sebagaimana tercantum dalam daftar pustaka, titik dua, dan
diakhiri dengan tahun terbitan.
2.3 Tata Cara Mengutip Karya
Orang Lain
Dalam
tata cara mengutip karya orang lain kita setidaknya harus memperhatikan aturan
atau tata cara yang berlaku. Kutipan ini dapat berupa tulisan-tulisan buku,
majalah, surat kabar, gambar ataupun foto, E-Book dan sumber atau media lainnya.
Sesuai
dengan Pasal 14 UU No. 19 Tahun 2002 C. "Tidak dianggap sebagai
pelanggaran Hak Cipta apabila pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun
sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, atau surat kabar atau sumber
sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap".
Ini
berarti jikalau Anda mengutip tulisan atau karya orang lain dengan disebutkan
sumbernya secara lengkap makatindakan yang Anda lakukan tidak melanggar hukum.
Hal ini juga diperkuat dengan Pasal 15 UU No. 19 Tahun 2002.
Dengan
syarat bahwa sumbernya harus disebutkan atau dicantumkan, tidak dianggap
sebagai pelanggaran Hak Cipta:
1.
Dalam
tata cara mengutip karya orang lain kita setidaknya harus memperhatikan aturan
atau tata cara yang berlaku. Kutipan ini dapat berupa tulisan-tulisan buku,
majalah, surat kabar, gambar ataupun foto, E-Book dan sumber atau media
lainnya.
2.
Sesuai
dengan Pasal 14 UU No. 19 Tahun 2002 C. "Tidak dianggap sebagai
pelanggaran Hak Cipta apabila pengambilan berita aktual baik seluruhnya maupun
sebagian dari kantor berita, Lembaga Penyiaran, atau surat kabar atau sumber
sejenis lain, dengan ketentuan sumbernya harus disebutkan secara lengkap".
3.
Ini
berarti jikalau Anda mengutip tulisan atau karya orang lain dengan disebutkan
sumbernya secara lengkap maka tindakan yang Anda lakukan tidak melanggar hukum.
Hal ini juga diperkuat dengan Pasal 15 UU No. 19 Tahun 2002.
4.
Pengambilan
Ciptaan pihak lain, baik seluruhnya maupun sebagian guna keperluan; (i)
ceramah yang semata-mata untuk tujuan pendidikan dan
ilmu pengetahuan: atau (ii) pertunjukan atau pementasan yang tidak
dipungut bayaran dengan ketentuan tidak merugikan kepentingan yang wajar
dari Pencipta;
5.
Perbanyakan
suatu Ciptaan bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra dalam huruf braille guna
keperluan para tuna netra, kecuali jika Perbanyakan itu bersifat komersial;
6.
Perbanyakan
suatu Ciptaan selai Program Komputer, secara terbatas dengan cara atau alat
apapun atau proses yang serupa oleh perpustakaan umum, lembaga ilmu pengetahuan
atau pendidikan, dan pusat dokumentasi yang nonkomersial semata-mata untuk
keperluan aktifitasnya;
7.
Perubahan
yang dilakukan berdasarkan pertimbangan pelaksanaan teknis atas karya
arsitektur, seperti Ciptaan bangunan;.
Cara
mengutip tulisan atau artikel dari buku, majalah, surat kabar, atau media cetak
lain adalah sebagai berikut:
a. Kutipan dari buku
Nama
pengarang dengan nama belakang terlebih dahulu jika terdapat gelar
letakan paling belakang dan jika gelar lebih dari satu maka setiap
gelar dipisahkan dengan tanda koma }, { judul lengkap dengan huruf
italic atau underline } , { nama kota diterbitkan buku tersebut}: { nama
penerbit, tahun terbit buku tersebut jika tidak ada bisa memakai tahun
buku tersebut dicetak jika keduanya tidak ada boleh tidak dicantumka}. Apabila kutipan lebih dari satu maka perlu diurutkan sesuai dengan
huruf alphabet.
Contoh:
·
Aksin,
M, Merancang Audio Mobil Hi-Fi Stereo System, Semarang: Effhar,
2002.
·
Harsono,
Drs, Manajemen Pabrik, Jakarta: Balai Aksara, 1984.
·
Mukhtar.,
Widodo, Erna, Konstruksi Ke Arah Penelitian
Deskriptif, Yogyakarta: Avyrouz, 2000.
b. Kutipan dari majalah,
tabloid atau koran
{
Nama majalah, tabloid atau koran }, { kata atau serangkaian huruf yang
khas }, { nomor edisi lengkap dengan tahun terbit }, { nama kota diterbitkan
majalah tersebut }, { nama penerbit (jika ada) }.
Contoh:
·
Bobo,
Majalah Mingguan Anak-Anak, No. 51/1998, Jakarta.
·
PC
Mild, Indonesia's Greatest Computer Newspaper, Edisi 02/2008, Jakarta: PT.
Dian Digital Media.
·
PCplus,
Paling Plus Bicara PC, No. 290 Tahun VII 21 Agustus - 03 September 2007,
Jakarta: PT. Prima Infosarana Media.
c. Etika Pengutipan di
Internet
Internet merupakan salah satu agen yang makin
mempermudah penggandaan suatu karya cipta terutama yang dipasang di internet. Kemudahan
itu pada gilirannya melenakan, membuai kita sehingga pada saat mengutip lupa
untuk memberi penghargaan (acknowledgement) kepada pengarangnya. Berikut
ini format pengutipan sumber-sumber online menurut Modern Language
Association di Amerika.
1.
FTP
(File Transfer Protocol)
Cara
penulisan kutipan lewat File Transfer Protocol adalah sebagai berikut:
·
Sertakan
nama pengarang (jika ada) dengan nama belakang terlebih
dahulu; judul lengkap; tanggal dokumen; protokol yang
digunakan (dalam hal ini ftp) berikut alamatnya; tanggal
akses.
Contoh :
Johnson-Eilola,
Johndan., "Little Machines: Rearticulating Hypertext User.”3 Dec. 1994, ftp://ftp.daedalus.com/pub/CCCC95/johnson-eilola, (14 Aug 1996).
2.
HTTP
(HyperText Transfer Protocol)
WWW
Sites (World Wide Web). Cara penulisan kutipan lewat File
HyperText Transfer Protocol adalah sebagai berikut:
·
Sertakan
nama pengarang (jika ada) dengan nama belakang terlebih dahulu; judul lengkap
dalam tanda petik; tanggal dokumen; protokol yang digunakan (dalam
hal ini http) berikut alamat URL-nya; dan tanggal
akses.
Contoh :
·
Burka,
Lauren P, "A Hypertext History of Multi-User Dimensions." MUD
History. 1993, http://www.utopia.com/talent/ipb/muddex/essay (2 Aug 1996).
·
Priadi,
Prasetyo, Membuat Printed Circuit Board (PCB) Menggunakan DipTrace, Prasetyo
Laboratories. 2008, http://www.PrasetyoLabs.Co.Cc (15 Desember 2008).
2.4 Kode Etik Penulisan
Dalam
menyiapkan tulisan untuk tujuan publikasi, peneliti dibatasi oleh beberapa
norma penulisan. Berikut adalah kode etik yang harus dimiliki penulis jika akan
melakukan penerbitan atau penyebarluasan tulisan ilmiah :
1.
Harus
menjaga kebenaran hakiki tulisan, sehingga tidak menyesatkan orang lain.
2.
Mengupayakan
tulisan yang disajikan tepat, singkat, dan jelas.
4.
Format
penulisan harus sesuai dengan format yang telah dibakukan.
6.
Penulis
harus jujur terhadap hasil penelitian, tidak boleh menutupi kelemahan dan
melebih-lebihkan hasil penelitiannya.
7.
Penulis
berkewajiban menjunjung tinggi hak, pendapat, ataupun temuan orang lain
sehingga menjauhi perbuatan tercela seperti mencuri idea atau plagiat.
8.
Jika
penulis mengutip pernyataan atau pendapat orang lain, penulis harus menyebutkan
sumbernya.
9.
Penulis
menyadari sepenuhnya penyerahan hak penerbitan hanya dilakukan pada satu
penerbit.
10. Penulis bertanggung jawab terhadap
semua kesalahan isi terbitan.
11. Untuk kepentingan umum, penulis
berkewajiban merevisi atau mempersiapkan edisi terbaru jika diminta penerbit.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kutipan
adalah pinjaman sebuah kalimat ataupun pendapat dari seseorang pengarang atau
seseorang, baik berupa tulisan dalam buku, kamus, ensiklopedia, artiket,
laporan, majalah, koran, surat kabar atau bentuk tulisan lainnya, maupun dalam
bentuk lisan misal media elektronika seperti TV, radio, internet, dan lain
sebagainya. Tujuannya sebagai pengokohan argumentasi dalam sebuah karangan.
Kutipan terdiri dari:
Kutipan terdiri dari:
1.
Kutipan
langsung
2.
Kutipan
tidak langsung
Dalam
mengutip kita harus menyebutkan sumbernya. Hal itu dimaksudkan sebagai
pernyataan penghormatan kepada orang yang pendapatnya kita dikutip dan sebagai
pembuktian akan kebenaran kutipan tersebut. Selain itu dalam mengutip kita harus memperhatikan beberapa aturan
pengutipan berdasarkan sumbernya masing-masing agar tindakan
pengutipan yang kita lakukan tidak dikatakan melanggar hukum. Hal ini
berdasarkan Pasal 14 UU No. 19 Tahun 2002 C dan Pasal 15 UU No. 19 Tahun
2002.
3.2 Saran
Perlu
diperhatikan bahwa dalam membuat kutipan ada beberapa prinsip yang harus
diperhatikan yakni:
1.
Penulis
jangan terlalu banyak mengutip sehingga tulisan yang disusun menjadi
suatu himpunan kutipan.
2.
Kutipan
dianggap benar jika penulis menunjukkan tempat atau asal kutipan sehingga pembaca
dapat mencocokkan kutipan dengan sumber aslinya.
3.
Kutipan
hendaknya diambil seperlunya agar tidak merusak uraian sebenarnya.
4.
Kutipan
yang panjang sebaiknya dimasukkan dalam lampiran.
5.
Menghilangkan
bagian kutipan diperkenankan dengan syarat bahwa penghilangan bagian
itu tidak menyebabkan perubahan makna.
6.
Pada
kutipan langsung, penulis tidak boleh mengubah apapun dan
andaikata penulis tidak menyetujui apa yang dikutipnya atau menemukan
kesalahan, ia dapat memberi tanda : [. . .. ] atau [ sic]. Sic berasal
dari kata latin sicut yang berarti “dengan demikian”, “jadi..”,
“ seperti itu”.
7.
Pengutip
tidak boleh mengadakan perubahan, baik kata-katanya maupun tekniknya.
DAFTAR PUSTAKA
Diakses
Senin, 09 Oktober 2017
Diakses
Senin, 09 Oktober 2017
Diakses
Senin, 09 Oktober 2017
Tidak ada komentar:
Posting Komentar