Kamis, 24 Januari 2019

TECHNOPRENEURSHIP: HUBUNGAN BAIK DAN TEKNIK MENJUAL


logo-amik
 




AKADEMI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER ( AMIK ) TRI DHARMA PALU


MAKALAH
HUBUNGAN BAIK DAN TEKNIK MENJUAL


Nama   : Riskiana
NIM     : 20162008
Jurusan         : Manajemen Informatika
Blogg   : riskiana20162008.blogspot.co.id



PEMBIMBING:
ACO LELE, S. KOM.,M.M






PROGRAM DIPLOMA III (D-III)
PROGRAM STUDI MANAJEMEN INFORMATIKA
DAN TEKNIK INFORMATIKA
AMIK TRI DHARMA PALU
2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Atas segala rahmat, hidayah, dan karunia-Nya. Sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak Aco Lele, S.Kom., M.M selaku dosen pembimbing mata kuliah Technopreneurship.

Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang saya hadapi. Namun saya menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan makalah ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dari teman- teman, sehingga kendala-kendala yang di hadapi dapat teratasi.

Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Hubungan Baik dan Teknik Menjual, yang disajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari berbagai sumber akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.




Palu, 17 Januari 2019

Riskiana



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................... ii  
DAFTAR ISI ....................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. .... 1
1.1.... Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 ... Rumusan Masalah ....................................................................................... 1
1.3 ... Tujuan ......................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... .... 2
2.1     Peranan Hubungan Baik dan Hubungan Timbal Balik                                   2
2.2     Kesan, Citra dan Keinginan Umum Individu                                                 3
2.3.... Teknik Menjual............................................................................................ 4
2.4.... Tipe Pembeli................................................................................................ 5
BAB III PENUTUP ........................................................................................ .... 11
3.1     Kesimpulan ................................................................................................. 11
3.2     Saran ........................................................................................................... 11

Daftar Pustaka ...................................................................................................... 12






BAB I
PENDAHULUAN

1.1.            Latar Belakang
Kegiatan menjual merupakan kegiatan dasar wirausaha. Seperti telah disebutkan bahwa wirausaha seseorang yang mengorganisir faktor-faktor produksi untuk bertujuan produksi, maka produksi yang dihasilkan harus dapat dijual. Jika wirauasaha ini tidak berhasil menjual produknya, maka kegiatan usahanya akan mengalami kegagalan. Sejak awalnya, seorang wirausaha yang akan membuka usaha, ia harus mendesain ide-idenya, kemudian menjual ide tersebut atau mungkin mendiskusikan dengan teman-temannya agar dapat membuat keputusan yang tepat. Keputusan yang dibuat dapat dijadika landasan kokoh pelaksanaan dengan keyakinan akan berhasil, tanpa ragu-ragu. Menjual ialah masalah perorangan yang sifatnya kreatif. Pekerjaan menjual merupakan keahlian yang tidak mungkin diganti dengan mesin. Dalam menjual perlu adanya teknik menjual yang harus dikuasai oleh seorang seorang penjual yang baik.
Pada zaman modern seperti sekarang ini seorang penjual yang pandai masih sangat dibutuhkan. Lebih-lebih di negara yang sedang berkembang pekerjaan penjual mendapat kedudukan istimewa. Di negara yang telah maju, peranan penjualsangat dominan sekali karena mereka dibutuhkan untuk menjual kelebihan produksi dan menjaga tetap berputarnya roda industri. Dengan demikian maka penjual bukan hanya sekedar tugas sampingan saja, tetapi penjualadalah suatu pekerjaan yang menghasilkan dan sebagai karir dalam hidup yang paling menantang. Dengan teknik-teknik penjualan yang ada kita bias melakukan penjualan dengan baik.

1.2.            Rumusan Masalah
1.      Bagaimana Peranan Hubungan Baik Hubungan Timbal Balik !
2.      Bagaimana Teknik Penjual !

1.3.            Tujuan
1.      Untuk Mengetahui Peranan Hubungan Baik Hubungan Timbal Balik.
2.      Untuk Mengetahui Teknik Penjual.




BAB II
MATERI PEMBAHASAN

2.1.            Peranan Hubungan Baik dan Hubungan Timbal Balik
Dalam banyak hal faktor pergaulan menentukan keberhasilan seseorang. Hal ini disebabkan karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan. Seorang kepala membutuhan anak buah dan sebaliknya anak buah membutuhkan seorang pemimpin. Tentu saja baik “boss” atau anak buah masing-2 mengharapkan perlakuan yg terbaik.
2.1.1.      Pergaulan Baik Teman Lama
Jika seorang dpt bergaul dg baik, maka ia akan mempunyai banyak sahabat baik pula. Sahabat baik adalah modal yg baik. Kelak jika seorang dlm keadaan sulit perekonomiannya, maka baru merasakan betapa penting punya sahabat yg baik.
Usahakanlah membuat teman baik sebanyak-2nya disaat ini & masa mendatang. Usahakan agar anda selalu dapat memberikan kesan yg baik kepada setiap teman karena hal itu berarti anda menanam modal yg akan berbuah kelak disaat anda dlm keadaan kritis.
2.1.2.      Pergaulan Baik Teman Penting
Makin tinggi tingkat pergaulan seseorang, maka makin besar pula kesempatan yang dimilikinya, untuk bersahabat baik dengan kalangan “atas”. Seseorang mahasiswa mempunyai kesempatan lebih besar untuk menggalang persahabatan dengan calon “orang penting” dibandingkan dengan siswa SMA.
Persahabatan justru hrs digalangs ebanyak dan seluas mngkin, karena 100 teman tidaklah cukup, tetapi 1 musuh lebih dari cukup. “membuat sahabat” jg hrs selektif krn bersahabat dg orang yg “bukan sahabat” hanya akan membuat susah.
2.1.3.      Pergaulan Baik Keberanian menemui Orang Penting
Keberanian mendatangi atau menemui “orang penting”. Tidak semua orang berani mendatangi atau menemui ornag penting mungkin karena merasa rendah diri, takut, enggan, tahu sebab lain. Bagi mereka yang berjiwa enterpreneur justru akan selalu mengejar “orang penting” karena dari beliaulah akan banyak peluang ataupun masalah bisnis terselesaikan.
Keberanian mengutarakan keinginan, permintaan atau ajakan terkait bisnis.
Orang yang birjiwa bisnis sedikit basa basi untuk memperlicin ke arah masalah yang akan dikemukakan dan jika suasananya oke, maka dengan taktis aaan langsung mengemukakan hal bisnis yang dikehendakinya.
2.1.4.      Hubungan Baik Perorangan
Faktor pergaulan banyak menentukan keberhasilan seseorang, sehingga usahakan bergaul luas dan baik.
Hidup adalah saling tolong menolong, sehingga usahakan banyak menolong ornag jika ingin suatu saat ditolong orang. Banyak membuat teman saat ini akan banyak teman juga dimasa mendatang.Makin tinggi sekolah anda saat ini, makin besar kemungkinan satu atau beberapa teman menduduki posisi penting kelak.
Seseorang berjiwa bisnis adalah orang yang berani mendatangi / menemui “orang penting” dan berani mengutarakan keinginan, permintaan atau ajakan terkait bisnis.
2.1.5.      Hubungan Perusahaan
Tiap perusahaan akan selalu berhubungan keluar dengan atasan , rekan setingkat ataupun bawahannya. Pengertian atasan bagi perusahaan adalah perusahaan atau pimpinan pusat perusahaan lain pusat pemasok abarang ataupun dana, pejabat atau instansi pengendali perusahaannya. Pengertian bawahan bagi perusahaan adalah pelanggan, anak perusahaan, perwakilan dan yang setingkat. Kemajuan usaha banyak ditentukan seberapa jauh hubungan yang baik dengan mereka.
2.1.6.      Hubungan Atasan dan Bawahan
Hubungan baik diperlukan bagi setiap wiraswastawan di segala tingkat. Para eksekutif baik di lingkungan swasta ataupun pemerintahan perlu memiliki hubungan baik dengan atasan (superior), rekan sejawat (setingkat) dari lain perusahaan atau instansi dna juga dengan bawahan
2.1.7.      Sikap Mental Ideal Atasan yg Ideal
Disiplin, jujur, tanggung jawab, tanggap dan cekatan, kerja keras, penuh inisiatif, kreatif, peduli pada bawahan, berjiwa wira, bekerja lebih.
Sikap Mental Bawahan yg Ideal
Disiplin, jujur, tanggung jawab, tanggap dan cekatan, kerja keras, rajin dan tekun, patuh. loyal, bekerja lebih.

2.2.            KESAN, CITRA & KEINGINAN UMUM INDIVIDU
Sebagian orang sering bertanya tentang faktor apa yang sebenarnya berperanan dan menntukan keterkaitan seseorang, sehingga hubungan baik dapat terjalin. Jawabannya dapat bermacam-macam dan uraian berikut mungkin akan membantu untuk memahami hal tersebut.
Jika seseorang pernah membeli suatu barang disatu toko, maka ada tendensi dia akan kembali lagi ke toko tersebut, kecuali jika dia kecewa atas pembeliannya yang terdahulu.
Jika seseorang mengatakan kata “asin” atau “masam”, maka org lain yg mendengarkan kata itu akan merasakan seolah-olah dimulutnya ada makanan yg berasa asin atau masam.
Manusia ditakdirkan sbg makhluk yg mempunyai otak dan perasaan yg tinggi, berarti manusia itu mempunyai akan dan daya ingat yg tinggi pula.
2.2.1.      Keinginan Umum
Jika seseorang ingin sukses dalam hidupnya, termasuk dalam keluarga dan bisnis, maka salah satu kunci keberhasilan adalah seni bergaulnya. Bagi seorang penjual/ pemasar produk jasa hal ini sangat penting. Demikian bagi para pengusaha yg ingin sukses dalam pergaulan ke atas dan ke bawah, kiranya perlu memperhatikan dan memahami hal apa saja yg dapat menyenangkan orang lain, terutama orang penting.
2.2.2.      Keinginan Umum Individu
1)      Ingin dan suka dihargai dan dianggap “orang penting”
2)      Senang jika dipuji atau dibesarkan hatinya.
3)      Senang terhadap keindahan dan kemesraan
4)      Senang jika diberi simpati
5)      Senang jika diungkapkan secara positif apa yang disenangi dan disayanginya.
6)      Jadi kelima sifat itu dapat dihayati, diamalkan dan dimanfaatkan scr baik dan arif, maka pastilah ia akan sukses dalam pergaulan, dlm bisnis dan dalam kehidupannya.

2.3.            TEKNIK MENJUAL
Teknik atau seni menjual (salesmanship) sesungguhnya sulit untuk digambarkan dengan kata-kata karena kesan psikologis yang berperan dalam seni menjual merupakan hasil gabungan dari berbagai faktor, antara lain sikap yang menarik, penampakan atau “tampang” seseorang, suara, dan cara berbicara, cara mengemukakan pendapat, memberi perhatian pada orang lain, cara menanggapi dan menjawab pertanyaan, suasana sekeliling dan sebagainya. Kesan pertama yg baik sesungguhnya sudah merupakan setengah sukses.
2.3.1.      Arti dan Etika Menjual
Prinsip menjual adalah mengushakan agar tujuan dapat dicapai melalui kesepakatan tanpa menimbulkan yang jelek atau perselisihan. Pelanggan sering juga dianggap seperti “raja”.
Etika menjual yang paling penting adalah sikap mental jujur dan bertanggungjawab. Dua hal ini digabungan bersama dengan fator-fator teknik menjual akan merupakan reputasi (nama baik) bagi setiap penjual (saleman). Ada benarnya orang mengataan “ harta yang terindah bagimu adalah nama baik / reputasimu”. Pekerjaan menjual adalah mulia dapat memberikan kesan dan citra yang baik adalah suatu modal yang uat untuk meraih sukses.
2.3.2.      Penjual
Berbagai perusahaan membutuhkan tenaga ini, hususnya para penjual (salesman) dan sangat dihargai bagi mereka yang terampil dan berpengalaman.
Bukankah peranan penjual itu penting dan profesi ini memberi peluang hidup yg menarik ? Hal ini mungkin disebabkan karena adanya “paham menak” atau pandangan seolah-olah kedudukan sebagai pamong pemerintaha dalah satu-satunya kedudulan yg terhormat, sedang pengusaha swasta apalagi penjual adalah “warga nomor dua”.
2.3.3.      Sikap Mental Penjual Kepercayaan Diri
Kepercayaan diri yang tinggi akan mendorong kaberanian yang tinggi, terutama dalam menghadapi calon pembeli dan mengambil resio. Langkah yang beresiko tinggi adalah judi. Resio aan semain tinggi jika lanagkah yang akan ditrmpuh tidak mellaui pertimbangan yang matang.
2.3.4.      Gigih dan Ulet
Seorang penjual harus memiliki kegiatan dan keuletan untuk mencapai tujuan yang diinginkkan. Istilah “tidak mungkin” harus dijauhkan dan dihilangan dari pikiran. Tiap usaha adalah “aksi” sehingga wajar jika mendapat “ reaksi”. Sukses hanya diperoleh jika tiap tantangan yang ada dapat diselesaikan secara tepat dan baik.
2.3.5.      Kepribadian Menarik
Seseorang akan memiliki kepribadin yang menarik jika dia memiliki gairah, kepercayaan diri, wajar , tanggap, rasa humor, berusaha berbuat bai dan tingkah laku menyenangkan.
2.3.6.      Kesediaan Memberi Pelayanan Terbaik
Tiap penjual yang ingin sukses selain harus rela bekerja keras juga harus bersedia dan berusaha memberikan pelayanan yang terbaik.
2.3.7.      Keyakinan dan Kebanggaan
Tiap penjual yain dan bangga terhadap barang dan jasa yang ditawarkan kepada orang lain. Keraguan terhadap apa yang dijual, akan juga menimbulkan keraguan kepada calon pembeli. Keraguan berarti setengah kegagalan

2.4.       TIPE PEMBELI
Berhubung salah satu kemampuan standar sebagai tenaga penjual adalah mampu mengenal kondisi fisik dan psikologi pembeli, maka tenaga penjual wajib mengerti klasifikasi perilaku pembeli dan mengerti cara memperlakukannya. Perilaku pembeli bergantung pada golongan dan tipe pembeli. Menurut Slikboer (1984), pembeli dibedakan menjadi 4 golongan. Keempat golongan itu adalah individualistis, penyaran, egosentris dan social. Adapun 9 tipe pembeli d uraikan sebagai berikut:
1)      Pembeli sopan dan hormat
2)      Pembeli baik budi
3)      Pembeli “cepat dan praktis”
4)      Pembeli “bimbang dan lamban”
5)      Pembeli mudah “naik pitam”
6)      Pembeli “terlalu cepat”
7)      Pembeli pasar apatis
8)      Pembeli intelektual
9)      Pembeli “aneh”

2.4.1.      Motif Membeli
Gambaran umum dasar atau motif pembeli., yaitu dasar emosional dan dasar rational. Motif ini pada dasarnya adalah untuk memenuhi keinginan atau kebutuhannya. Pemenuhan kebutuhan atau pun pemuasan keinginan itu meliputi unsur :
1)      Kesenangan
2)      Ketenangan
3)      Ketenaran
4)      Keagungan
5)      Kebebasan
6)      Rasa cinta
7)      Dorongan seksual
8)      Mempertahankan status
9)      Rasa percaya diri
10)  Hemat waktu
11)  Hemat baiya
12)  Keuntungan finansial, dan
13)  Kasihan/menolong

2.4.2.      Beberapa Kesalahan Penjual
Beberapa penjual didaerah yang ramai dikunjungi turis sering mencoba “ main gila” dengan menawarkan harga yang tinggi atau menipu mutu jika diketahuinya bahwa calon pembeli bukan orang daerah setempat. Sekali atau dua kali dia mungkin memperoleh keuntungan lumayan, namun pada akhirnya pembeli yang merupakan juga media adpertensi itu akan mengetahui jika mereka dipercundangi.
Beberapa kesalahan penjual :
1)      Kepribadian yang kurang menarik .bagaimana pun pembeli minta pelayanan yang sebaik-baiknya termasuk kepribadian dari penjual.
2)      Tidak mau belajar atau bekerja keras, sehingga kurang kreatif. Bagi mereka yang tidak mau belajar memikat pelanggan , jelas suatu saat akan tertinggal dan kalah bersaing dengan mereka yang kreatif.
3)      Terlalu cepat menyerah jika dikritik calon pembeli. Harusnya penjual itu penuh akal dan tidak kehabisan cara untuk merendam “ kritik” secara halus dan lihai, sehingga pada akhirnya pembeli “ senang dan puas”.
4)      dan lain-lain..



BAB III
PENUTUP

3.1.      KESIMPULAN
Teknik atau seni menjual (salesmanship) sesungguhnya sulit untuk digambarkan dengan kata-kata karena kesan psikologis yang berperan dalam seni menjual merupakan hasil gabungan dari berbagai faktor, antara lain sikap yang menarik, penampakan atau “tampang” seseorang, suara, dan cara berbicara, cara mengemukakan pendapat, memberi perhatian pada orang lain, cara menanggapi dan menjawab pertanyaan, suasana sekeliling dan sebagainya. Kesan pertama yg baik sesungguhnya sudah merupakan setengah sukses.
Sikap mental seorang penjual juga sangat diperlukan, antara lain : kepercayaan diri, kemauan, semangat dan kegairahan, gigih dan ulet, kepribadian menarik, kesediaan memberi pelayanan terbaik dan ada keyakinan dan kebanggaan. Sikap mental ini haruslah dikuasai oleh seorang penjual dalam melakukan teknik menjual yang baik.
Kepribadian penjual yang baik juga dapat mendukung terlaksananya teknik menjual yang diharapkan serta dapat memberikan kesan penjual yang baik dan positif bagi konsumen, sehingga konsumen lebih tertarik dengan barang atau jasa yang dijual. Kemudian kepribadian ini juga dapat mengurangi kesalahan pada teknik menjual.





Daftar Pustaka
Cahyo Nona.2015. Teknik Menjual. https://slideplayer.info/slide/2031976/


Tidak ada komentar:

Posting Komentar